blogger widget
Senin, 19 November 2012

Senyuman Pelangi



Menjadi yang pertama memang tak akan pernah terlupakan, selalu saja ada kenangan yang tertinggal walau itu hanya serpihan kecil kenangan.

Hujan sore ini turun tanpa celah, titik-titik hujan menyentuh dan membasahi tanah dengan sempurna. Ketika aku melihat rintik hujan ini saat itu lah kerinduanku muncul, tetes-tetes rindu membasahi hati yang sudah lama kering. Tetesan-tetesan yang dengan sempurna mengajak hati dan pikiranku kembali mengenang masa lalu, merasakan sejuknya cinta saat itu.

Tak selamanya hujan itu menyiksa, tak seharusnya hujan itu dibenci, ketika aku melihat hujan yang turun sore ini aku merasa nyaman. Kenyamanan ini terasa sudah lama sekali tidak aku rasakan, kenyamanan ketika aku ada di sampingnya dulu. Tiap belaian tangannya membelai lembut rambutku, ketika tangannya merangkul erat tubuhku, dan saat matanya menatap mataku adalah hal-hal terbaik yang mampu memberiku rasa nyaman dan bahagia.

Tetes-tetes hujan memberi kehidupan untuk tanaman yang dengan tulus menerima tetesan itu. Menyenangkan melihat ketika tetesan hujan menyentuh daun-daun hijau tanaman pekarangan rumahku. Bayangan dirinya muncul begitu saja di pikiranku, saat dia dulu memberi cintanya dengan tulus padaku dan aku dengan tulus pula menerimanya, saat itu lah dia memberiku hidup, memberiku harapan-harapan yang menjadi pengisi dalam hidupku.

Hembusan angin sore yang kurasakan sekarang memberiku ketenangan. Angin yang hanya mau datang bersama hujan, terasa dingin tetapi tidak memaksaku untuk menghangatkan diri. Angin yang dengan lembut menyentuh tubuhku, kelembutan yang hanya kurasakan ketika dia menyentuh tubuhku. Sekarang hanya hembusan angin ini  yang mampu mengganti kenangan itu, sentuhan yang hanya mampu terasa ketika cinta memberikan kelembutannya.

Aku begitu terhanyut dalam kenangan masa laluku ini, kenangan yang mengalir tak terbendung. Tetapi lamunanku hilang begitu saja ketika suara petir datang tanpa permisi, memberiku kejutan yang membawaku kembali ke waktu sekarang, jauh dari kenangan indah masa laluku. Tak berapa lama kilatan cahaya menerangi gelapnya langit yang tak berapa lama disambut suara lantang petir di angkasa. Mungkin ini memang menjadi pengingatku ketika aku terlalu terbuai dalam lautan kenangan yang aku selami, peringatan yang memberiku pertanda untuk berenang keluar dari lautan kenangan dan bernafas ke permukaan untuk melanjutkan hidupku sekarang. Jika tidak aku hanya akan mati tenggelam tak berguna dalam lautan kenangan ini.

Aku melihat ke arah langit, awan bergerak dengan cepat di angkasa. Hembusan angin bertiup kencang di angkasa memaksa awan-awan gelap pergi dari tempat nyamannya di langit. Tetesan-tetesan hujan yang tak terhitung jumlahnya itu juga ikut kemanapun awan pergi, tak ada awan maka tak ada hujan, tak ada hujan maka tak ada pula awan.

Tampak langit tak berwarna biru lagi, warnanya tak hanya biru cerah, warna oranye memberi warna lain di langit. Perlahan demi perlahan semakin terang dan terlukis indah perpaduan warna biru dan oranye di angkasa. Ketika itu pula matahari sudah mulai menampakkan dirinya, sinar oranye yang berasal darinya. Aku pun tersenyum melihat pemandangan ini, aku sudah bangun dari lamunanku.

Aku melihat ke arah jalanan yang ada di depanku, perlahan air yang membasahinya mulai menguap. Kenangan-kenanganku bersama dirinya dulu yang pernah aku cinta juga perlahan menguap. Mataku beralih ke tanaman hijau yang ada di dekatku, tetes-tetes air masih tak mau beranjak dari daun, batang, maupun tanah yang ada di sana. Begitu pula beberapa kenanganku, masih ada yang tersisa dan meresap di hati, yang tak mungkin terlupakan. Beberapa kenangan indah maupun buruk boleh saja menguap tetapi itu tidak berarti semua kenanganku bersamanya akan ikut menguap karena selalu ada yang tertinggal dari kenangan itu, yang akan tetap memberiku hidup ketika aku mengingatnya.

Sudah saatnya aku melanjutkan hidupku lagi, aku tak mau berlama-lama tenggelam dalam kenangan indahku bersamanya. Akan kucoba membuka hatiku, sama seperti ketika awan di angkasa membuka langit biru.

Ketika aku mulai ingin membuka hatiku lagi langit pun berubah menjadi lebih berwarna sekarang, warna-warni pelangi ikut terlukis di atas sana, aku tersenyum melihatnya,dan  aku yakin di balik pelangi itu dia tersenyum juga padaku. Aku berharap itu sebuah pertanda, pertanda bahwa dirinya yang pernah aku cinta dulu rela ketika aku membuka hati pada orang lain. Semoga dia tersenyum di atas sana ketika aku mulai melanjutkan hidupku lagi tanpanya. Aku yakin dia tahu bahwa aku akan tetap mengenangnya sebagai cinta pertamaku, cinta yang dulu terpisah oleh maut.

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

agassirindy@gmail.com

Pengikut

blog-indonesia.com

Indonesia

Indonesia