blogger widget
Kamis, 24 November 2011

Tentang Laut dan Kehidupan


Ombak laut bergerak dengan kecepatan penuh menuju pantai, lajunya tidak bisa dihentikan, tetapi sesaat kemudian laju ombak terhenti secara mendadak ketika menghantam sekumpulan batu besar yang tidak tertata rapi. Batu-batu karang besar di pantai yang selalu menjadi penghenti gerakan ombak laut yang seenaknya sendiri, tapi itu lah yang selalu terjadi. Ombak akan selalu menghantam batu-batu itu, selalu menghasilkan suara khas hasil dari tubrukan ombak dan batu, suara yang selalu mengingatkan bahwa itu suara di pantai ketika siapa saja mendengarnya.

Angin bertiup kencang, tidak peduli ada apa di pantai, semua yang tidak berbobot pasti akan terhempas oleh tiupan angin pantai. Tapi ternyata itu tidak berlaku bagi manusia, dua orang manusia sedang asyik berdiri menatap ke arah laut, berdiri dengan tegak tanpa terganggu oleh tiupan angin pantai.

"Anakku, sudah saatnya kamu ayah kenalkan dengan apa yang ada di laut."

Dua manusia itu adalah ayah dan anak yang hidup dari laut, hidup dengan mengandalkan kekayaan yang dimiliki laut. Seorang laki-laki berbadan tegap dan sedikit atletis, dan tentunya dengan kulit berwarna hitam, dia lah sang ayah yang merupakan seorang nelayan berpengalaman. Dengan tinggi yang lebih pendek dari sang ayah, seorang anak berusia 10  tahun yang mempunyai tanggung jawab besar untuk melanjutkan pekerjaan ayahnya.

"Kamu nanti ayah ajak ke tengah laut, kita lihat apa saja yang ada di laut dan di situlah kamu nanti akan belajar dan hidup."

Senyuman bahagia terpancar dari wajah sang anak, dengan penuh semangat dia berlari ke arah perahu yang tersandar di pantai, "Ayo ayahh..buruan..udah tidak sabar yah aku.."

Ayah segera menyusul menuju ke kapal, mereka berdua lalu mendorong perahu mereka yang sengaja dibuat terdampar di pantai karena tidak ada dermaga di pantai itu.

Dengan tenaga dari semangat sang anak kapal itu berhasil menembus ombak laut yang cukup besar, membawa kapal perlahan bergerak menuju tengah laut. Perahu kayu yang sederhana, dengan mesin yang terlihat berkarat di beberapa bagian, dan terlihat genangan di dalam perahu kayu itu segera melaju perlahan menuju ke laut lepas.

"Nanti kamu kalau sudah mencari hasil laut sendiri yang terpenting itu kamu harus tau banyak tentang ombak,  kamu tidak bisa melawan ombak, kamu harus bisa berdampingan dengan ombak. Di balik keindahan ombak laut itu dibaliknya ada bahaya besar yang mengancam, sedikit saja tidak berhati-hati ombak siap menelan kamu hidup-hidup." Sang ayah sambil memegang kemudi sederhana di belakang perahu untuk membuat laju perahu stabil.

"Ohhhh, iya ayah.." Sang anak menganggukkan kepala sambil melihat ke arah laut lepas di depannya.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka berdua sudah sampai di tempat yang ingin dituju, ombak tidak terlalu besar dan angin bertiup tidak terlalu kencang. Sang ayah segera menurunkan jangkar sederhana yang sudah berkarat ke dalam laut, memastikan perahu kayunya tidak terombang-ambing di laut.

"Anakku, ikutin ayah ya." Ayah menceburkan diri ke laut dan segera menyelam. sang anak segera mengikuti sang ayah.

Hanya beberapa menit di dalam karena keterbatasan nafas mereka berdua keluar dari dalam laut menuju ke pinggiran perahu kayu untuk berpegangan. " Ini anakku, ini salah satu yang harus kita cari kalau melaut, ini sangat bermanfaat dan harganya juga tidak terlalu murah." Ayah memperlihatkan dan memberikan hewan laut itu pada anaknya.

"Aduh ayahh. tapi ini bentuknya jelek yah, masa ini laku yah??namanya apa ini?" Terheran-heran dengan bentuk hewan laut ini.

"Anakkuuu, ini namanya teripang , walaupun bentuknya jelek begini tapi manfaatnya luar biasa, di balik bentuknya yang jelek di dalamnya ada manfaat yang bagus anakku, ini bisa buat salah satunya mengobati penyakit tekanan darah tinggi, jadi harganya juga lumayan."

"Ohhhh.." Sang anak mengiyakan penjelasan ayahnya.

Teripang yang di dapat tidak mudah itu diletakkan di perahu dan sang ayah tidak ikut menyelam kembali. Kali ini sang ayah membiarkan anaknya untuk menyelam sendiri karena ia percaya dan yakin anaknya sudah mampu.

Tidak berapa lama keluar sang anak, "Aduhh yahh..gatal-gatal ni yah.." Tangan sang anak terus menggaruk-garuk leher dan beberapa bagian di tangannya yang gatal.

"Kamu kenapa?kena ubur-ubur ya?" Sang ayah menarik anaknya ke perahu.

"Iya yah, tadi aku liat bentuknya bagus yah, selain itu terlihat menarik yah hewan itu, tapi kenapa jadi gatal-gatal gini ya yah?" Sang anak terus menggaruk-garuk.

"Anakku, ini buat pelajaran buat kamu, memang ubur-ubur itu bentuknya bagus tapi kamu harus tahu kalau ubur-ubur itu beracun, salah satunya ya bisa buat gatal-gatal itu. Jadi jangan sembarangan juga, di laut banyak hewan atau tumbuhan yang indah tapi dibalik itu semua kamu harus hati-hati bisa jadi mereka semua beracun."

"Ohhh gitu ya, aku kurang tau kalau ubur-ubur itu ternyata beracun, terus ini gimana?"

"Yauda kita pulang aja, kita obatin dulu aja, lain kali hati-hati ya, ini buat pelajaran juga buat kamu."

Ayah segera menyalakan mesin perahunya dan bergegas menuju kembali ke pantai. Di perjalanan pulang sang ayah memberikan nasehat-nasehat pada anaknya tentang laut.

"Jadi begini nak, apa yang ada di laut kamu harus tau semua, ada yang bentuknya bagus ada pula yang bentuknya jelek. Hewan maupun tumbuhan yang punya kelebihan dari bentuknya tentunya ada yang memiliki kekurangan juga, sebaliknya juga nak, hewan atau tumbuhan dengan kekurangan dari segi bentuk pasti ada kelebihannya juga.  Contoh saja tadi teripang dan ubur-ubur, jadi kamu harus tau dibalik kelebihan itu selalu ada kekurangan dan dibalik kekurangan itu selalu ada kelebihan juga." Sang ayah berhenti sejenak.

Kembali nasehat sang ayah dilanjutkan, kali ini menyambungkannya  dengan kehidupan, "Jadi jangan sedih kalau kamu punya kekurangan, dibalik itu kan kamu punya kelebihan jadi harus dicari kelebihan itu. Lalu jangan juga terlalu sombong dengan kelebihan yang kamu punya, karena kamu juga harus ingat ada kekurangan dibalik semua itu. Tinggal bagaimana kamu memperlakukan kelebihan dan kekuranganmu itu, ingat ya nak.." sang anak diam dan terlihat tersenyum dengan nasehat dari ayahnya itu, perahu pun terus melaju ke arah pantai.

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

agassirindy@gmail.com

Pengikut

blog-indonesia.com

Indonesia

Indonesia